Rabu, 06 Januari 2016

SUAMI TAK ROMANTIS 1



memiliki suami yang romantis aku yakin jadi impian tiap wanita...ya tak??? tapi terkadang impian tidak sejalan dengan kenyataan.

saat itu pas hamil anak pertama. di televisi lagi sering seringnya iklan yang bercerita soal reaksi suami yang mengetahui soal kehamilan istrinya.
gambarannya gini : suatu pagi yang cerah pasangan suami istri sedang bercengkrama di depan rumah yang indah. sang istri bilang " aku positif...." dengan wajah bahagia dan berseri seri..suami memandang tidak percaya dan penuh kegembiraan lalu menggendong istrinya mencium dan memeluk...ahhhh indah sekali....

pengenlah diriku seperti itu. kurancang sebuah rencana yang menurutku lebih romantis daripada cerita tadi
ketika aku mulai telat menstruasi , saat itu setelah dua bulan menikah..aku mulai beli test pack. aku test pukul 4 pagi. aku tunggu 10 menit sambil baca berulang ulang petunjuk penggunaan test pack itu. setelah 10 menit muncullah strip dua. wahhh..................rasanya bahagia banget, akhirnya sempurna sudah diriku menjadi seorang wanita. mulilah saatnya merealisasikan rencana romantis yang kubuat.
dengan perlahan aku mendekati suamiku yang masih tidur.
kuguncang guncangkan tubuhnya pelan..sambil kupanggil di dekat telinganya..." yaang...yaang..bangun......" . suamiku menggeliat dan dengan masih setengah  merem dia bilang " apa yaang...."
aku jawab dengan wajah sumringah dan berseri seri " aku positif , aku hamil yaaang......."
dengan posisi siap untuk di cium dan di peluk , berdebar hati menunggu puncak ..klimaks dari rencana yang kususun. genderang dalam hati kian lama kian keras dan tempo mulai rapat

suamiku  bilang " oh...iya alhamdullilah.." dan dia merem lagi ... WHAT...!!!!

Omaigot...aku hanya bisa melongo ...terbanglah sudah impian akan dipeluk dan dicium ...serta ada ucapan terima kasih..dari suami.
aku ditinggal tidur ...hiks..hiks...

mungkin aku yang terlalu drama ya...walhasil paginya aku pasang muka cemberut sebagai kopensasi dari impian yang hancur berantakan. suami tanya "kenapa yaang ..?" " ga tau ... " ma bibir diliet lipet kayak jariknya mbah-mbah jaman dulu.
"kok marah-marah...." dengan wajah tanpa dosa. karena udah ga tahan aku cerita lah dan memprotes sikap tidak romantisnya
komentarnya " khan dah bilang alhamdullilah..." katanya sambil ketawa... lama-lama aku jadi ikut ketawa....

e alah....ternyata romantis itu tidak bisa dipaksakan...zebel!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar